14 February 2012

Review: Crazy Little Thing Called Love

Selamat hari valentine, walau saya tidak tahu esensi dari valentine itu sendiri hehe. kenapa juga valentine tanggal 14 februari? Misteri. Saya hanya sekali merasakan valentine yang bersama pacar makan coklat, kira-kira 2-3 tahun yang lalu. Tapi saya rasa kok gak ada romantis-romantisnya ya? apa karena coklat yang saya berikan ke pacar saya sudah meleleh duluan? hehe.

Valentine tahun ini tidak ada yang spesial, kecuali saya servis motor yang habis sampe setengah juta (persiapan buat ke Solo), lalu makan bakso Kutoarjo di Magelang yang rasanya enak sekali. dan yang terakhir adalah saya menonton (lagi) film Thailand yang berjudul Crazy Little Thing Called Love yang pertama kali tayang di TV Indonesia. Terima kasih untuk RCTI yang sudah menayangkan walaupun dengan dubbing-an bahasa indonesia yang kalau saya nilai 5/10.

Setelah menonton kembali film Crazy Little Thing Called Love di RCTI, gairah saya untuk menuliskan review bangkit. dan inilah sedikit review film yang mempunyai judul asli 'Sing lek lek tee reak wa rak' (Bahasa Thai memang susah):
Film tahu 2010 yang di sutradarai oleh Putthiphong Promsakha na Sakon Nakhon dan Wasin Pokpong ini bercerita tentang kisah cinta anak sekolah. Dengan lakon utama wanita Nam (Pimchanok Leuwisedpaiboon) . Dan lakon prianya adalah Shone (Mario Maurer). Serta pemeran yang lainnya yang juga berperan sedikit banyak di film ini seperti Top (Acharanat Ariyaritwikol), Pin (Kachamat Pormsaka Na-Sakonnakorn), dan pemanisnya adalah guru Inn (Tukkie Sudarat Butrprom)

Dari segi cerita, film ini hampir sama tujuannya, yaitu mendapatkan hati sang pujaan, Tapi perjalanan yang dilalui hampir berbeda. awalnya, Nam adalah seorang gadis yang bisa dibilang jelek (menurut saya, dari awal, uda cakep sih, tapi belom kepoles aja), tapi karena jatuh cintanya dengan Shone yang notabene kakak kelasnya, Nam berusaha berubah. Nam mulai memutihkan wajahnya yang hitam, lalu mencopot behel giginya, kemudian ikut drama, dan lain lain. Tetapi, Nam tidak berani mengutarakan. Padahal Shone sendiri tertarik pada Nam. Shone yang suka memotret selalu memotret setiap ada kegiatannya. keadaan normal normal saja hingga datang teman dari Shone yang bernama Top, ternyata Top juga suka terhadap Nam. dan Top menyatakan perasaan cintanya lebih dulu dari pada Shone ke Nam. apakah Nam menerima cinta Top? Lalu bagaimana nasib dari Shone?

Ya segitu saja review dari saya. Takut kebablasan dan membuat tidak tegang lagi dalam menontonnya jika ada yang belum nonton. film ini pas sekali ditonton oleh sepasang kekasih yang sudah lama jadian. karena efek dari dari film ini membuat orang yang sedang jatuh cinta bertambah cintanya, sedangkan untuk yang sedang galau, dijamin galaunya bakalan nambah. haha.

Saya memberi nilai untuk film ini 8.2/10 karena membuat mata saya berkaca-kaca saat endingnya.

sudah dulu ah reviewnya, mau ke Artos, Liat acara valentine disana, sapa tau ada yang nyantol. (nyantol kan yang buat nutupin badan pas ujan | itu mantol )

1 comment:

  1. tadinya saya sinis dengan latar belakang film yang diproduksi di Thailand. Entah kenapa kalau berbicara tentang film Thailand maka yang terlintas adalah film tentang buaya dan sungai, tetapi film ini ternyata keren juga cong. sedikit membuka mata saya tentang film-film thailand lainya. nice review :D

    ReplyDelete

Silahkan memberi komentar atau apapun di sini