20 July 2011

Hore, Janis ke Grojogan Sewu

19 juli 2011 mungkin menjadi hari bersejarah bagi saya, janis, dan mungkin teman-teman saya yang lain yang mengikuti perjalanan ke Tawang Wangu.

Ya perjalanan ini dimulai dari kos-kosan saya. jam sembilan kurang, saya dibangunkan oleh lisa, kemot dan furi. lalu dalam keadaan setengah sadar, dateng si susi dan mimeh, dan terakhir si ary dan eflin. lalu saya mandi, sementara teman-teman makan bubur ayam didepan kos saya yang saya juga baru tahu kalo di depan ada jualan bubur ayam.

sepertinya jam setengah sepuluh pagi kita berdelapan berangkat menuju Tawangmangu, spesifiknya menuju ke air terjun grojogan sewu. dengan formasi, Kemot dan Lisa memimpin barisan, susi dan mimeh dibelakangnya, ary dan eflin didepan saya, dan terakhir saya dan furi menjadi juru kuncinya.

di judul disebutkan Janis, siapa janis? janis adalah motor saya. motor mio dengan warna merah buatan tahun 2007 yang aduhai. ini kali pertama janis naik gunung,

awal perjalanan sangatlah enjoy. menikmati nuansa tenang Klaten, bersihnya Solo(salut dengan Pak Jokowi yang bisa menata kota Solo), dan dinginnya karanganyar. rombongan sempat berhenti untuk isi bensin dan bertanya jalan. di jalanan juga anak-anak bersenda gurau dengan gembira.

tapi, begitu masuk karanganyar. jalanan naik dan berliku. untuk saya, saya kuat. tapi untuk janis yang notabene pertama kalinya naik gunung, ini sangat berat. apalagi belum saya servis dan saya cuci. ditengah perjalanan, akhirnya hal yang saya takutkan kejadian. motor saya tidak kuat naik. untuk melanjutkan perjalanan, berbagai cara saya lakukan. seperti berdoa dan mengelus dengan lembut motor saya seperti difilm-film. saran kemot adalah jalan zig-zag. tapi seperti kata orang cilacap; "pada bae". motor jalan sebentar, trus berhenti lagi. saya dan furi tertawa pasrah dengan keadaan. akhirnya, saya dan kemot bertukar motor. dan seperti iklan L-men: it's Work!

perjalanan sampai puncak, tapi air terjun belum diketemukan. setelah bertanya pada tukang strawberry di pinggir jalan, ternyata kita udah kebablasan. dan kebablasan 8 kilometer. hahahahaha...... setelah berdiskusi, akhirnya kita balik kejalan yang benar sambil mencari papan petunjuk yang menunjukkan arah.

dan akhirnya, sekitar jam satu siang. sampai juga di tujuan. yaitu grojogan sewu, yang berada di 1100 diatas permukaan laut. disambut dengan udara dingin, ibu-ibu penjaja dagangannya, 'torpedo' kuda, dan monyet-monyet yang jinak, karena engga di rantai. sepertinya monyet disana telah beradaptasi morfologi supaya bisa membaur dengan manusia. grojogan sewu adalah bahasa jawa, kalo diartikan ke bahasa indonesia adalah seribu air terjun. tapi di sana saya hanya melihat satu air terjun, yang jumlahnya seribu(lebih) malah anak tangga yang menuju ke air terjun. anak tangga ini yang membuat kaki gemetar dan badan capek.

tapi, kelelahan karena turun dengan anak tangga dibayar kontan dengan keindahan yang disajikan alam. air terjun yang indah ditambah pelangi yang sudah lama tidak saya lihat, apalagi dalam kali ini, pelangi berada didepan mata saya. mitos tentang adanya emas di ujung pelangi sepertinya benar, karena saat melihat pelangi ujung pelangi, saya gembira seperti melihat emas. tapi sayang, emas hanya dilihat dan tidak bisa dibawa pulang.

selain pelangi, air yang bening juga menjadi daya tarik, karena dinginnya sejuk. apalagi ditambah gemericik cipratan air dari air terjun yang membuat seperti grimis. alhasil, walaupun tidak nyemplung, tapi badan saya basah kuyup karenanya.

setelah puas melihat dan menikmati sajian alam yang mempesona. kita siap-siap beberes, mau berenang di kolam yang disediakan. tapi karena kolam renang udah tutup. jadi kita hanya bilas. dan tentu saja setelahnya kita harus naik menuju ke tempat dimana parkir. naik tangga yang berliku-liku dan panjang. mengingatkan saya tentang cerita kungfu panda yang dimana, kuil berada diatas bukit. perjuangan saya dan kawan-kawan mungkin seperti perjuangan Poo saat naik tangga kuil.

akhirnya setelah sampai ditempat parkir dan membeli oleh-oleh, kita pulang ke Jogja. diperjalanan pulang banyak kejadian menarik, seperti furi yang memakai kolor karena celana jeans yang basah, rekan-rekan yang tepar karena kecapean, sampe kehujanan di Solo. tapi itulah perjalanan. kalo kita gak bisa ngalahin perjalanan, kita yang bakal dikalahkan sama perjalanan.

sekarang, satu hari setelah perjalanan itu, saya berada di Magelang. dengan keadaan belom mandi setelah bilas di grojogan sewu dan kaki yang pegel akibat naik turun tangga. sedangkan si Janis, berada digarasi, menunggu untuk diservis esok hari.

"kalo gak gini, gak bisa diceritain" ya seperti itu yang dikatakan si Ary. jadi, itu ceritaku, mana ceritamu.

ini sedikit foto yang menggambarkan peristiwa:
toilet di grojogan sewu


monyet dan papan informasi


pintu masuknya


turis mancanegara lebih menguntungkan pengelola


pemandangan alam di grojogan sewu


Rombongan, tapi tanpa saya


nyindir para perokok


perhatikan dengan seksama. anda akan menemukan pelangi


hasil menjepret dengan kaki yang gemeteran

4 comments:

  1. wew detail eeehh :D


    saya suka blog andaaa

    ReplyDelete
  2. hahahaha.... 5w 1h.
    terimakasih :)

    ReplyDelete
  3. "kalo kita gak bisa ngalahin perjalanan, kita yang bakal dikalahkan sama perjalanan."

    like this huahahhaha :))

    ReplyDelete

Silahkan memberi komentar atau apapun di sini